Wednesday, April 24, 2013

teknik isolasi ,identifikasi ,perbanyakan , dan pemeliharaan


BAB I
PENDAHULAN

1.1  Latar belakang
           Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain.Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini ssangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat mnebarkan beribu- ribu mikroorganisme.
          Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spsies yang berbeda- beda yang bikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni in teerdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986).
        Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik.
diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).

1.2  Masalah
 Adapun masalah dari di buatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
·         Apakah yang dimaksud dengan isolasi mikroorganisme?
·         Apa yang di maksud dengan perbanyakan dan bagaimanakah cara mengidentifikasi serta cara pemeliharaan bakteri?

1.3  tujuan
adapun tujuan di buatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
·         agar kita dapat mengetahui tentang isolasi mikroorganisme serta cara melakukannya
·         agar kita dapat mengetahui cara memperbanyak bakteri serta cara mengidentifikasi dan cara pemeliharaannya

1.4  manfaat
adapun manfaat dari di buatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
·         memudahkan pembaca ketika hendak melaksanakan praktikum di laboratorium           mengenai mikroorganisme
·         sebagai pengetahuan dasar bagi pembaca mengenai teknik isolasi, perbanyakan , identifikasi, serta pemelihraan mikroorganisme.



 BAB II
PEMBAHASAN

1.1  Isolasi mikroorganisme
       Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah
*      Sifat dan jenis mikroorganisme
*       Habitat mikroorganisme
*       Medium pertumbuhan
*       Cara menginokulasi dan inkubasi
*       Cara mengidentifikasi
*       Cara pemeliharaannya


   Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :

v  Isolasi pada agar cawan

          Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada cawan agar, yaitu: metode gores kuadrat dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadart bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme dimana setiap koloni baresal dari satu sel. Metode agar tuang berbeda dengan etode gores kuadrat, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan 50 oC, yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah diatas permukaan/ didalam cawan.

v  Isolasi pada medium cair
     Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.
v  Isolasi sel tunggal
        Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.
Adapun prinsp dari metode cawan ini adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada suatu medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop dan sebagainya. Metode hiting cwan ini merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal yaitu:
1.     Hanya sel yang masij hidup yang dihitung
2.    Beberapa jasad renik dapat dihitung sekaligus
3.    Dapat digunakan untuk mengisolasi dan identifikasi jasad renik kerena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari suatu jasad renik yang mempunyai penampakan yang spesifik (Muslim, 2011).

·         Berikut ini beberapa sifat-sifat koloni pada agar lempeng mengenai bentuk, permukaan dan tepi yaitu:
§  Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang, takteratur seruapa akar dan serupa kumparan
§  Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbil mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah
§  Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang berigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting (Dwidjoseputro, 2005).

·         Sedangkan menurut Nuniek isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara yaitu:

v  Isolasi mikroba dengan cara penggoresan
      Tujuan utama dari penggoresan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yang  terpisah dengan baik dari suspensi sel yang pekat. Cara ini lebih menguntungkan bila  ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tapi memerlukan ketrampilan yang diperoleh  dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.  Ada beberapa teknik goresan, antara lain :
  1. Goresan T
  2. Goresan kuadran
  3. Goresan radian
  4. Goresan sinambung (Nuniek, 2001).
v  . Isolasi mikroba dengan cara penaburan
Cara penaburan ( pour plate) merupakan cara yang kedua di samping penggoresan untuk  memperoleh biakan murni dari biakan campuran mikroba. Cara ini berbeda dari cara penggoresan dimana media agar diinokulasi dalam keadaan tetap cair yaitu pada suhu 450C, dan demikian pula koloni-koloni akan berkembang di seluruh media, tidak hanya pada permukaan. Untuk beberapa tujuan hal ini menguntungkan, contohnya dalam  mempelajari pertumbuhan koloni streptococcal pada sel-sel darah merah. Supaya koloni yang tumbuh dalam cawan tidak terlalu banyak ataupun sedikit maka contoh diencerkan hingga beberapa kali pengenceran dan ditaburkan pada beberapa cawan.


2.2 Perbanyakan Mikroorganisme
           Perbanyakan Mikroba dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara lain dengan Biopestisida. Biopestisida adalah Suatu pestisida yang mengandung mikroorganisme seperti bakteri patogen, virus dan jamur. Pestisida biologi yang saat ini telah banyak dipakai adalah jenis insektisida biologi (mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis fungisida biologi (mikroorganisme pengendali jamur). Meskipun jenis-jenis lain seperti bakterisida, nematisida dan herbisida biologi telah banyak diteliti, tetapi saat ini belum banyak dipakai dan juga untuk dikomersilkan.
v  Ada dua teknik perbanyakan mikroba yaitu:

1.secara aerobic (kultur cair,kultur padat)
2.Secara anaerobic (demontrasi)

2.3 Identifikasi mikroorganisme
v  Dalam mengidentifikasian mikroorganisme pada makalah ini di contohkan pada salah satu jenis mikroorganisme yakni bakteri.
Metode untuk mengidentifikasi bakteri ada beberapa macam, di antaranya:
  1. Morfologi Makroskopi   : dilakukan dengan mengamati karakteristik dari pola pertumbuhan mikroorganisme pada media buatan yang diamati dengan mata telanjang (tanpa alat bantu).
  2. Morfologi Mikroskopi    : dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi sel, organel sel, dan susunan sel ketika diamati dengan mikroskop pada perbesaran tertentu.
  3. Karakteristik zat warna (pewarnaan) : kemampuan mikroorganisme untuk biasanya digunakan dengan pemeriksaan secara mikroskopi sebagai bagian dari identifikasi bakteri.
  4. Persyaratan lingkungan : kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada berbagai suhu, menggunakan oksigen atau gas lain, pada berbagai tingkat pH, atau pun keberadaan ion dan garam lainnya seperti NaCl.
  5. Persyaratan nutris : kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan berbagai macam sumber karbon dan nitrogen sebagai substrat bernutrisi ketika tumbuh pada keadaan lingkungan tertentu.
  6. Resistens  : menujukkan karakteristik resistensi terhadap antibiotik tertentu, logam berat pada mikroorganisme tertentu
  7. Antig   : menentukan karakteristik mikroorganisme dengan berbagai macam metode serologi dan imunologi
  8. Subseluler  : menentukan bagian – bagian molekuler sel yang menjadi tipe pada beberapa takson, kelompok organisme, dengan menggunakan metode analisis. Contohnya, komponen dinding sel, membran sel, dan komponen dari enzim dari sel membrane
2.4 Pemeliharaan mikroorganisme
Pemeliharaan kultur mikroorganisme umumnya menggunakan medium yang sudah disterilisasi, baik berupa medium cair maupun medium padat dan dilakukan secara aseptik. Penyimpanan dan pemeliharaan kultur cair yaitu dengan menumbuhkan suatu kultur mikroorganisme dalam suatu medium cair dengan suhu dan waktu inkubasi tertentu tergantung pada jenis mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme ditandai dengan adanya kekeruhan, bentuk cincin, pelikel, dan flokulen serta ada tidaknya endapan. Kultur cair dapat disimpan dengan cara dibekukan atau dikeringkan sehingga sel-sel mikroorganisme berada dalam keadaan dorman yaitu tidak dapat tumbuh dan berkembang biak tetapi tidak mati. Penyimpanan dan pemeliharaan kultur padat yaitu dengan menumbuhkan suatu kultur mikroorganisme dalam suatu media padat, baik dengan metode agar miring, agar tegak maupun agar cawan.
Agar dapat mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing jenis mikroorganisme, maka setiap mikroorganisme yang berbeda dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuk suatu kultur murni yang disebut isolat. Kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies atau satu galur mikroorganisme. Kultur murni dapat diperoleh dengan cara isolasi baik dengan menggunakan metode gores (streak), metoda tanam (plant), metoda tusuk (stab), dan metoda tuang.
Salah satu cara dalam penyimpanan dan pemeliharaan mikroba adalah dengan cara peremajaan berkala. Peremajaan yakni dengan cara memindahkan atau memperbaharui biakan mikroorganisme dari biakan lama ke media tumbuh yang baru secara berkala. Pertumbuhan suatu mikroba dapat ditinjau dari 2 segi :
-          pertumbuhan dari segi sel sebagi indifidu
-          pertumbuhan dari segi kelompok sebagai suatu populasi
Pertumbuhan populasi diartikan sebagai adanya penambahan volume serta bagian-bagian lainnya yang diartikan juga penambahan kuantitas atau kandungan didalam selnya. Sedangkan pertumbuhan populasi merupakan akibat dari adanya pertumbuhan individu, misalkan dari satu sel menjadi dua, dari dua menjadi empat, dan seterusnya hingga jumlahnya mencapai tujuan.
Tetapi pada mikroba pertumbuhan individu (sel) dapat berubah menjadi pertumbuhan populasi sehingga batas antara pertumbuhan sel sebagai individu dan satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi kadang-kadang karena terlalu cepat perubahannya sehingga sulit untuk diamati.
Adapun temperatur merupakan salah satu faktor untuk mempengaruhi mikroba batas temperatur bagi kehidupan mokroba terletak antara 0 - 900 C. Batas temperatur bagi miokroba dibagi 3, yaitu:
-          Minimum
-          Optimum
-          Maksimum














BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan

v         Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.
v  Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah:

o   Sifat dan jenis mikroorganisme
o    Habitat mikroorganisme
o    Medium pertumbuhan
o    Cara menginokulasi dan inkubasi
o    Cara mengidentifikasi
o    Cara pemeliharaannya
v    Perbanyakan Mikroba dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara lain dengan Biopestisida. Biopestisida adalah Suatu pestisida yang mengandung mikroorganisme seperti bakteri patogen, virus dan jamur.
v  Pemeliharaan kultur mikroorganisme umumnya menggunakan medium yang sudah disterilisasi, baik berupa medium cair maupun medium padat dan dilakukan secara aseptik.

3.2 saran
Adapun saran dari penulis kepada pembaca dalam makalah ini agar pembaca dapat emberikan masukan yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.

No comments:

Post a Comment