sistem rangka vertebrata
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT, karena atas nikmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang merupakan tugas mata
kuliah Struktur Hewan.
Dengan keterbukaan dan keikhlasan untuk mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Karena masih banyak kekurangannya, sehingga segala kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya, dan pada kesempatan
ini, kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada dosen mata kuliah Struktur Hewan yang telah membina dan mendidik mahasiswa, dalam rangka
pengembangan ilmu terutama untuk mata kuliah Struktur Hewan ini.
Akhirnya semoga Allah SWT dapat memberikan imbalan yang setimpal atas segala bimbingan
yang diberikan kepada kami, dengan harapan makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi kami sebagai
penyusun, meskipun isinya belum sampai pada keinginan sebagaimana diharapkan.
Palu, November 2011
Penyusun BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Gerak
adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Gerak
dapat berupa gerakan sebagian anggota tubuh maupun seluruh tubuh, misalnya
berpindah tempat.
Gerak pada manusia
disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan
kerja sama antara tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena hanya
mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu
berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang. Bila otot atau tulang
terganggu tentu gerakan akan ikut terganggu pula. Pada pembahasan yang
akan diuraikan dalam makalah ini, lebih menyangkut kepada rangka. Membicarakan
rangka, berarti membicarakan tulang-tulang. Skelet (rangka) dilihat dari
pertumbuhannya dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu mesenkim, rawan, dan
tulang. Dilihat dari beberapa
hal di atas, maka inilah yang melatarbelakangi penyusunan makalah mengenai
sistem rangka. 1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk lebih memahami mengenai sistem rangka. BAB IIPEMBAHASAN 2.1 Cara Pertumbuhan Skelet Melihat cara pertumbuhannya, skelet
(endoskelet) melalui tiga tingkatan :
a.
Mesenkim
Mesenkim
ini biasanya berkelompok pada daerah-daerah skeletogen (sceletogenous region)
yang mempunyai potensi untuk pembentukan rangka. Dapat langsung menghasilkan
tulang seperti osteoderm, dan dermatocranium, tetapi dapat juga menghasilkan
jaringan yang disebut rawan.b.
Rawan
Rawan
akan memberikan pola dasar dari bentuk endoskelet, biasanya terdapat pada
embrio vertebrata. Pada vertebrata rendah seperti Chondrychthyes, rawan
terdapat sampai dewasa, kadang-kadang tejadi kalsifikasi (pengapuran) sebagai
pengokoh.c.
Tulang
Rawan
dengan penulangan endokondral dirombak dan diganti menjadi tulang.2.2 Bagian Rangka Utama Rangka
dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu :a.
Skelet aksial atau skelet sumbu , dibagi menjadi :
- Korda atau notokord : embrional atau
sampai dewasa.
- Kranium atau tengkorak
- Kolumna vertebralis atau ruas-ruas
tulang belakang.
- Kosta atau rusuk.
- Sternum atau tulang dada.
b.
Skelet appendikular atau rangka anggota badan dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
- Gelang pektoral atau gelang bahu + anggota
depan.
- Gelang pelvik atau gelang panggul + anggota
belakang.
A.
Skelet Aksial
- Tengkorak (cranium)
Cranium tak lain adalah
salah satu endoskelet yang terdapat di daerah kepala, serta tempat
bersemayamnya otak dan indera-indera utama. Meskipun cranium tampak merupakan
kesatuan yang utuh, ia disusun oleh bagian-bagian tulang yang bermacam-macam
yang menjadi satu kesatuan yang kompleks. Pada cranium, kita kenali :1. Neurocranium, bagian cranium utama yang merupakan kotak tempat otak
disimpan (brain case). Bila seluruhnya masih dibangun oleh rawan dinamakan
chondrocranium.
2. Sphlanchnocranium (viscerocranium), merupakan skelet atau tulang yang
mengelilingi rongga mulut, pharynx dan insang.
3. Dermatocranium, seluruh skelet cranium yang berasal dari penulangan dermal,
baik neuro Sphlancnocranium.
- Ruas-ruas tulang belakang (Columna vertebralis)
Ruas tulang belakang mempunyai bentuk
dasar yang sama yaitu terdiri dari :1. Badan disebut juga corpus atau centrum. Letak dari centrum pada hewan
dewasa ditentukan oleh korda embrio. Bentuk centrum dari vertebra mempunyai
bentuk-bentuk khusus yaitu :
a. Type amphicoeles, dianggap bentuk yang paling primitif. Kedua ujungnya
bikonfag.
b. Type procoelus, bagian anterior konfag, bagian posteriornya datar.
c. Type opisthocoel, bagian posterior konfag, dan bagian anterior dapat plan
atau konveks.
d. Type acoel, disebut juga amphiplaty atau biplan. Karasteristik untuk
vertebra mamalia umumnya. Antara dua vertebra terdapat keping tulang yang
kadang-kadang tetap berupa rawan disebut keping rawan atau keping
intervertebral.
e. Type heterocoel, terdapat pada vertebra cervic dan vertebra thoraks bangsa
burung. Permukaan depan dan belakang berbentuk pelana.
2. Lengkung disebut arcus atau arc, dibagi menjadi :
a. Lengkung neural
b. Lengkung haemal (diisi oleh arteri + vena kaudalis)
c. Tonjolan (proccessus atau apophysis), terbagi menjadi :
·
yang berfungsi untuk bersendian dengan
vertebrata tetangganya.
·
Yang berfungsi untuk melekatnya rusuk-rusuk.
·
Yang mempunyai fungsi untuk melekatnya
urat atau tendon.
- Rusuk (Costae)
Bagian-bagian rusuk terdiri dari dua
bagian yaitu :a. Bagian vertebra berupa tulang.
b. Bagian costal + sternal sering berupa rawan.
- Sternum / apparatus sterna
Khas terdapat pada tetrapoda, letaknya
medioventral dan berhubungan dengan gelang pectoral. Kombinasi antara apparatus
sternal, rusuk, gelang pectoral dan columna vertebralis, sangat penting untuk
mengokohkan rongga toraks yang berisi paru-paru untuk bernafas. Posisi sternum terhadap gelang pectoralis
:a. Prezonal : sternum atau aparatus sternum terletak anterior dari gelang
pectoral.
b. Postzonal : sternum atau aparatus sternum terletak posterior dari gelang
pectoral.
B.
Skelet appendicular
Dibangun
oleh :a. Gelang pectoral, padanya melekat stirimitas depan yang dapat berupa rawan
atau tulang.
b. Gelang pelvic, padanya melekat ekstrimitas belakang, juga dapat berupa
rawan atau tulang.
Biasanya gelang pelvic lebih besar dan
kokoh, terutama pada hewan-hewan bipadal. Gelang pelvic berhubungan dengan
columna vertebralis via vertebrata sacral dan dianggap berasal dari sepasang
pterygophor basal (Hyman).
BAB IIIPENUTUP 3.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah pada sistem rangka, untuk perkembangannya
dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu mesenkim, rawan, dan tulang. Selain itu
sistem rangka dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu skelet aksial dan
skelet appendikular.
No comments:
Post a Comment